Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2015

Kejutan dari Paman

"Aku mau ikut! Pokoknya aku mau ikut nganter Oom Doni ke Bandara!" kataku setengah berteriak. "Tapi kan kamu harus sekolah Cha, nanti gimana kalo ketinggalan pelajaran?" kata Bunda sambil mengelus kepalaku. "Gak mau tau, aku harus ikut, sekolahnya bolos aja hari ini!" aku menjawab sambil menepis tangan Bunda di kepalaku. "Yaudah, kalo mau ikut, cepet siap-siap. Kalo kelamaan nanti ditinggal nih." kata Ayah sambil menepuk pelan bahuku. "Yeess asik, makasih ya, Yah." jawabku sambil memeluk Ayah. Halo semua! Kenalin nama aku Tasya. Lengkapnya Tasya Nabilah. Bagus kan? Aku udah sekolah kelas 5 SD loh sekarang. Aku anak tunggal di keluargaku. Ayah kerja jadi pegawai swasta, terus Bunda jualan makanan di mall gede di kotaku. Sehari-hari aku tinggal di rumah sama Mbok Yati. Mbok Yati ini baik deh, dia mau dengerin cerita aku kalo aku abis pulang sekolah. Terus masakin menu makan siang buat aku. Beresin kamarku,

Pion Putih Kecil

Aku adalah pion putih kecil. Tubuhku yang kecil dan ringkih ini selalu menjadi bulan-bulanan. Belum lagi langkahku ketika bergerak, terengah-engah menyusuri satu demi satu bidang papan peperangan. Lihatlah para petinggi, seperti Benteng yang dapat bergerak jauh, lurus maju ataupun menyamping. Atau Menteri yang dapat bergerak diagonal sejauh apapun yang dia mau. Atau seperti kanjeng Ratu yang dapat bergerak bebas mengombinasikan gerak Benteng dan Menteri. Atau sesederhana Kuda yang dapat bergerak melompati pasukan lain.

Angin dan Kenangan

Sekarang takdir membawaku ke sini. Sebuah pantai indah yang tersembunyi di ujung barat pulau Jawa. Tak banyak manusia yang berlalu lalang. Hanya ada aku dan hamparan pasir di sepanjang mata memandang. Suara debur ombak berkejaran menimbulkan harmoni yang menghanyutkan. Matahari terasa mulai menyengat walau ini masih pukul sembilan. Aku memutuskan bernaung di bawah sebuah pohon rindang yang bahkan tak kuketahui apa jenisnya. Daun-daun pohon bergemerisik saling bergesekan dihempas angin pantai yang jumawa. Dan seketika memori itu seakan ditarik dengan paksa dari ruang terdalam di pikiranku. Hempasan sang angin yang meneduhkan, membuatku nyaman. Seperti kenyamanan yang dulu telah kau berikan. Kenyamanan yang mengesankan. Membunuh pelan-pelan. Tanpa kau sadari.