Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2015

Sepuluh Menit Saja

aku akan meminta sesuatu yang sangat berharga tak tahukah kamu bahwa waktu tak bisa kembali? maka aku tak akan banyak merampasnya darimu ku cukupkan sepuluh menit saja sepuluh menit saja waktu ku susun kata-kata yang saling merangkai sepuluh menit saja dan biarkan ku tenggelam dalam kegugupanku sepuluh menit saja lalu ku raih dengan lembut kedua tanganmu sepuluh menit saja izinkan sejenak ku menghela nafas sepuluh menit saja ku tatap kedua bola mata mematikan itu sepuluh menit saja kubuang semua perasaan ngeri yang menertawakanku sepuluh menit saja lalu ketakutanku habis tak bersisa sepuluh menit saja dan akan terdengar puisi terindah di hidupmu bolehkah kuminta waktumu sepuluh menit saja? Jakarta, 27 Juli 2015 mengenang saat dulu menyatakannya padamu

Dia yang Akan Pergi

Aku masih terbaring lemas sehabis pulang dari rutinitasku yang membosankan. Di kamar kost sempit yang kusewa dari seorang Bapak tua pensiunan tentara. Sambil tetap berbaring kupandangi sekeliling ruangan. Langit-langit yang mulai menguning terkena bocoran hujan. Dinding kusam yang sebagian cat-nya mulai mengelupas. Di sudut ruangan bertumpuk buku-buku pegangan selama perkuliahanku di sini. Buku-buku tebal yang bahkan hanya beberapa kali kubaca. Tepat di sebelahnya ada radio tua yang kubeli di pasar loak ketika awal aku masuk kuliah. Yang sengaja kunyalakan untuk mengusir rasa sepi. Entah mengapa hari ini aku merasa lebih sepi dari biasanya. Aku merasa kosong. Aku tak tahu kenapa, sampai akhirnya mataku tertuju pada sebuah pas foto di atas meja belajarku. Ada gambar yang terpasang di sana. Foto yang diambil ketika kami sedang berkunjung ke sebuah taman kota. Teringat perkataannya sore tadi saat kita berpapasan.